Senin, 24 Juni 2013

Menangkal Godaan Syetan

Yusuf Mansur Network wrote:

( HIKMAH ) ILMU AGAMA PERISAI GODAAN SETAN - Syaikh Abdul Qadir al-Jailani rahimahullaah pernah menceritakan, "Saya pernah kepanasan dalam suatu bepergian, hampir-hampir aku mati karena kehausan. Lalu datang awan hitam menaungiku dan angin dingin bertiup kepadaku sehingga ludah di mulutku mencair lagi. Dan saat itu aku mendengar ada suara memanggilku, "Wahai Abdul Qadir saya adalah tuhanmu." Saya katakan kepadanya, "Apakah Engkau Allah yang tiada tuhan selain Dia?" Lalu suara itu memanggilku untuk kedua kalinya, "Wahai Abdul Qadir aku adalah tuhanmu, sekarang aku menghalalkan apa yang sudah aku halalkan kepadamu?"

Saya katakan kepadanya, "Kamu berdusta dan sebenarnya kamu adalah setan." Seketika itu awan itu pecah berantakan dan saya mendengar dari belakangku ada suara yang memanggilku, "Wahai Abdul Qadir, kamu selamat dariku karena kefahamanmu terhadap agama dan aku telah berhasil menfitnah tujuh puluh orang dengan cara ini sebelummu."

Syaikh Abdul Qadir ditanya, "Bagaimana Anda tahu itu adalah setan?" Beliau menjawab, "Tatkala dia mengatakan bahwa dia menghalalkan apa yang diharamkan. Sejak itu saya mengetahuinya, sebab sesudah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak ada orang yang mempunyai hak untuk menghalalkan dan mengharamkan. Dengan demikian Allah telah menyelamatkan dengan ilmu yang bermanfaat." (Dikutip dari Menelanjangi Setan, hal. 139-140)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

فَقِيهٌ وَاحِدٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ

"Satu orang alim ulama lebih berat bagi syetan daripada seribu ahli ibadah." (HR. al-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Kalau pemahaman agama bisa menjadi penangkal dari godaan setan dan menyelamatkan pemiliknya dari tipu dayanya, maka sebaliknya kebodohan menjadi jalan masuk setan untuk menyesatkan hamba.

Karena itu yang paling banyak berhasil digelincirkan setan adalah orang yang minim ilmu dien, walau dia seorang ahli ibadah. Boleh jadi dia sibuk dengan ibadah padahal dia dalam jerat setan namun tidak menyadarinya.

Seorang alim (orang yang dalam ilmu agamanya) tidak terpedaya dengan tipu daya setan dan senantiasa menyuruh manusia berbuat baik, padahal setan senantiasa menyuruh berbuat jelek. Setiap setan membuka pintu hawa nafsu untuk manusia dan menghiasi hati mereka dengan syahwat, maka seorang alim yang memahami tipu daya dan jerat setan akan menjelaskannya kepada manusia, menutup segala pintu yang mengarah ke sana sehingga akhirnya setan pun gigit jari dan merugi. Oleh karena itu, kematian seorang alim jauh lebih menyenangkan bagi setan daripada kematian seorang 'abid.

Setelah diusir dari surga karena kesombongannya menentang perintah Allah Ta'ala, setan berjanji akan menyesatkan manusia dengan segala upaya. Dia datang dari segenap penjuru dan menempuh semua jalan untuk memuluskan tujuannya tadi sehingga kebanyakan manusia menjadi kufur kepada Tuhannya.

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

"Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." (QS. al-A'raf: 16-17)

Bahkan syetan terlaknat itu menghendaki dari seribu hamba Allah, Sembilan ratus sembilan puluh sembilan untuk mereka dan hanya satu untuk Allah.

وَقَالَ لَأَتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَآَمُرَنَّهُمْ

"Syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya), dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka. . . " (QS. Al-Nisa': 118-119)

Panah-panah bisikan setan senantiasa diarahkan kepada hati-hati yang beriman. Karenanya, setiap muslim pasti akan merasakan bisikan tersebut ketika dia mulai menanamkan keimanan, meluruskan dan memperkuatnya, ketika membenahi ibadah dan kehendaknya.

Setan berusaha menjerat manusia untuk kufur. Bila gagal, maka dia akan menjerat dengan kebid'ahan. Bila jeratan bid'ah lolos, maka dia akan menjerat dengan dosa-dosa besar, kemudian dengan jeratan dosa-dosa kecil. Jika dengan itu masih lolos juga, maka jeratan selanjutnya berupa perbuatan mubah untuk melalaikan ibadah. Jeratan selanjutnya, setan akan menyibukkan manusia dengan amal-amal yang kurang utama supaya meninggalkan yang lebih utama. Dan terakhir, jeratan yang hampir-hampir setiap muslim tidka mampu meloloskan diri, yaitu penindasan dan penyiksaan musuh-musuh Islam. (Lihat: Menelanjangi Syetan, Ibrahim bin Muhammad al-Maqdisi, Darul Haq, hal. 132)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 13 Juni 2013

Jumat yg Mengagumkan

Pirman wrote:

Jum'at itu maknanya berkumpul. Dalam salah satu literatur yang pernah saya lahap, hari jum'at merupakan hari diciptakannya manusia. Dan manusia, terdiri dari banyak sel, organ, sistem organ, dan seterusnya.

Berkumpul pada hari Jum'at ada kaitannya pula dengan berkumpulnya umat islam yang mukim, laki-laki, mampu, mukallaf untuk melaksanakan shalat Jum'at berjama'ah di masjid terdekat. Dalam pembahasan yang lebih lanjut, upayakan agar pada hari itu bukan hanya berkumpul secara fisik. Melainkan rasakanlah bahwa pada hari itu, ruh orang-orang beriman juga berkumpul dalam satu kalimat : taqwa kepada Allah.

Selain berkumpulnya fisik dan ruh orang beriman, pada hari itu berkumpul pula amalan-amalan sunnah. Ada perintah untuk perbanyak istighfar, tasbih, sholawat, dan dzikrullah lainnya. Bahkan, sangat dianjurkan untuk membaca surah al-Kahfi. Dimana surah teersebut mempunyai jutaan ibrah dan jaminan pembebasan dari fitnah Dajjal.

Jika misalnya saja kita mendawamkan istighfar pada sepanjang Jum'at itu, maka insya Allah ampunan, rahmat dan berkahNya akan kita unduh. Jika misalnya tasbih yang kita utamakan, maka kita telah diganjar dengan banyaknya tanaman surga sejumlah tasbih yang kita dzikirkan. Dan jika kita memilih bersholawat saja, maka Allah akan membalas sholawat kita sepuluh kali lipat dibanding sholawat yang kita haturkan untuk Sang Nabi Teladan.

Dan mereka yang memprioritaskan al-Kahfi pada hari itu, kelak akan disirami dengan cahaya sampai jum'at berikutnya. Dalam sebuah hadits juga disebutkan, bahwa Jum'at yang satu menuju Jum'at yang lain adalah ampunan selama dalam kurun waktu dua Jum'at tersebut tidak dilakukan dosa besar.

Sehingga merugilah mereka yang melalui Jum'at tanpa amalan sunnah unggulan apapun.

Mari niatkan untuk melalui Jum'at dan hari lain dengan amal sholih yang disunnahkan dan diniatkan hanya UntukNya. Sehingga kita masuk dalam golongan-golongan yang disebut dalam akhir surah al-Kahfi. Yaitu golongan yang akan menemui Allah dengan perbanyak amal sholih dan tidak menduakan Dia dengan selainNya.

Selamat berhari raya Jum'at.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 03 Juni 2013

Jangan Buka Aib Sendiri, apalagi Aib Orang lain

Yusuf Mansur Network wrote:

( HADIST ) LARANGAN MEMBUKA AIB SENDIRI - Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Semua umatku akan ditutupi segala kesalahannya kecuali orang-orang yang berbuat maksiat dengan terang-terangan. Masuk dalam kategori berbuat maksiat terang-terangan adalah bila seorang berbuat dosa di malam hari kemudian Allah telah menutupi dosanya, lalu dia berkata (kepada temannya): Hai Fulan! Tadi malam aku telah berbuat ini dan itu. Allah telah menutupi dosanya ketika di malam hari sehingga ia bermalam dalam keadaan ditutupi dosanya, kemudian di pagi hari ia sendiri menyingkap tirai penutup Allah dari dirinya. (Shahih Muslim No.5306)
Powered by Telkomsel BlackBerry®